 |
|
Saya mencoba memanfaatkan sisa-sisa waktu sahur untuk menikmati secangkir kopi. Termasuk sahur kemarin, hari pertama puasa.
Iseng, saya menelusuri kata kunci kopi di bulan puasa. Ternyata ada larangan ngopi saat sahur. Sejenak, saya tertegun. Beruntung tidak tersedak, sebab sambil membaca artikel itu saya menyeruput kopi.
Melansir artikel yang dimuat doktersehat.com, minum kopi dapat membuat kita lebih rentan dehidrasi alias berkurangnya cairan di dalam tubuh. Lah kok bisa berkurang? Bukannya minum kopi itu menambah cairan?
Usut punya usut, ternyata kopi memiliki sifat diuretik, definisi sederhananya kopi dapat meningkatkan intensitas buang air kecil.
Ya, benar saja sepanjang saya ngopi sahur kemarin, terhitung sekitar dua kali buang air kecil. Di tambah sekali lagi saat mandi, ketika hendak shalat Shubuh.
Selain kopi, minuman yang bersifat diuretik lainnya adalah teh dan minuman bersoda. Jauhi itu.
Lalu apa akibatnya jika kita kekurangan cairan saat berpuasa? Tentu kita akan lunglai, karena haus dan dahaga. Apalagi jika dalam kondisi seperti itu, kita harus beraktifitas di bawah terik matahari. Ujian keimanan untuk bertahan di detik-detik seperti itu sungguh amatlah berat.
Lantaran iman yang masih lemah, saya berusaha mengantisipasi ujian berat itu terjadi. Schedule ngopi digeser dari jam sahur ke jam jelang tidur. Makin melek dan nggak bisa tidur donk?
Bagi saya pribadi, minum kopi tidak selamanya membuat sulit tidur. Justru beberapa kali saya merasa lebih mudah terlelap usai minum kopi. Mungkin, urat-urat saraf yang tegang memikirkan hiruk pikuk dunia, menjadi lebih santai dan rilek dengan sentuhan kopi.
Kenapa tidak ngopi langsung saat berbuka saja?
Sejumlah ahli gizi juga menyarankan untuk...